Jembatan menuju ASPURA (asrama putra) tergenang banjir.
Beberapa hari belakangan, kadar air di lingkungan HI mulai naik dan hari
ini merupakan awal klimaksnya. Sebagian jalan dan asrama sudah
tergenang air. Hal ini terjadi karena luapan air sungai Kahayan yang
disebabkan tingginya curah hujan di daerah hilir sehingga kota Palangka
Raya yang merupakan dataran rendah menjadi muara tampungan air hujan.
Hampir setiap tahun HI selalu disambangi banjir. Namun berbeda dengan
daerah Ibukota yang menganggap banjir sebagai musibah, banjir di HI
justru dianggap sebagai anugrah. Banjir seolah adalah hujan salju yang
kedatangannya dinanti-nanti.
Banjir; wahana waterboom-nya santri
Sebagian memanfaatkannya sebagai wahana bermain yang menyenangkan.
Hampir setiap hari para santri mandi dan bermain dengan banjir. Bukan
hal yang aneh di sini. Sebagian yang lain memanfaatkan untuk mencuci
motor, memancing, dll. Sepertinya warga Jakarta dapat belajar dari
bagaimana para santri menyikapi banjir bukan sebagai musibah melainkan
sebagai anugrah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar